Jumat, 11 Januari 2013

PEMBELAJARAN AKSELERASI (ACCELERATED LEARNING)


PEMBELAJARAN AKSELERASI (ACCELERATED LEARNING)

Makalah MaTEORI BELAJAR DAN PEFadli
A. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari tertekan  (presure). Selama ini proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan membosankan. Dalam kondisi ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam kepala siswa yang berlaku pasif  yang dikenal  dengan istilah “pour and snoor”. Materi yang diajarkan hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berfikir dan memberi respon terhadap pengetahuan yang ditransfer. Kadang–kadang aktivitas belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa cenderung mencari selamat. Aktivas belajar seperti ini, jelas tidak akan membuat pembelajar (learner) dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.

Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut banyak perubahan mendasar yang perlu dilakukan agar dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompentesi aktual.  Perubahan mendasar yang perlu dilakukan mencakup penggunaan strategi dan metode pembalajaran yang dapat menjadikan proses belajar bukan lagi sebuah proses yang menakutkan tapi menjadi sebuah proses yang menyenangkan (fun) dan dapat membuat seseorang berkreasi dengan pengetahuan yang dipelajarinya.
Tulisan ini akan membahas sebuah buku tentang pembelajaran akselerasi atau Accelerated Learning(AL). Buku yang dibahas dalam tulisan ini berjudul “The Accelerated Learning Handbook : a Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs”.Dave Meier (2000) membahas secara rinci tentang cara yang diperlukan untuk membuka tirai kreativitas, sehingga setiap individu dapat memanfaatkan  potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah secara kreatif.
Accelerated Learning sebagai cara untuk menciptakan aktivitas belajar menjadi sebuah proses yang  menyenangkan. Accelerated Learning merupakan pendekatan belajar yang lebih maju dari pada yang digunakan saat ini. Implementasi Accelerated Learning pada proses belajar di sekolah  dapat memberikan beberapa keuntungan.  Accelerated Learning didasarkan riset terakhir tentang perkembangan otak dan belajar. Saat ini Accelerated Learning digunakan dengan memanfaatkan metode dan media yang bervariasi dan bersifat terbuka serta fleksibel.
B. Masalah dalam Proses Belajar di Sekolah
Dalam bagian awal buku ini  Penulis – Meier – memberikan opini tentang masalah -masalah belajar yang sering terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas belajar disekolah. Masalah – masalah yang kerap terjadi di sekolah adalah :
Materi ajar yang tidak bermakna.
Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
Guru hanya menyuapi (spoon feeding) siswa dengan pengetahuan yang bersifat superficial.
Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan  tapi menakutkan.
Proses belajar yang berlangsung di sekolah menurut penulis cenderung tidak memberikan pengetahuan tentang manfaat pengtahuan yang dipelajari. Bahan yang harus dipelajari hanya bersifat hafalan-hafalan tanpa makna. Siswa tidak diajak untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk membangun pengetahuan yang mempunyai makna sesuai kebutuhan dan kemampuan. Materi pelajaran yang dipelajari seringkali tidak dikaitkan dengan dunia dan lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru seringkali tidak variatif dan hanya merupakan ceramah yang panjang dan membosankan. Penggunaan metode ceramah memang tidak selamanya buruk, tetapi ceramah bukan satu-satunya cara yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung optimum. Guru perlu  memiliki kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang variatif yang lebih banyak melibatkan siswa.
Guru seringkali menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan yang menyuapi siswa yang hanya bersikap pasif. Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat seperti saat ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber yang bertugas mentrasfer ilmu pengetahuan, Guru lebih dituntut untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Untuk tentu saja guru perlu memiliki kemampuam yamg baik dalam mengelola aktiovitas pembelajaran.
Aktivitas Pemebelajaran yang terjadi di sekolah cenderung memberi beban belajar yang berlebihan sehingga membuat anak tidak memliki waktu lagi untuk bermain, Guru tidak mampu mebuat proses belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan yang dapat meningkatkan kegairahan siswa untuk menggali dan membangun ilmu pengetahuan dalam dirinya. Beban belajar yang berlebihan cenderung membuat trauma sehingga penyelesaian pekerjaan rumah (homework) seringkali hanya ditujukan untuk “survival” semata. Belajar tidak lagi terjadi karena dorongan instrinsik, tapi lebih banyak dipengaruhi oleh factor punishment.
Keempat masalah belajar yang terjadi pada dasarnya saling terkait satu sama lain, Masalah ini berakibat langsung terhadap rendahnya kualitas hasil bejar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti aktivitas pembelajaran di sekolah.
Dave Meier (2000) mengemukakan masalah–masalah yang berlangsung di sekolah dengan istilah – istilah sebagai berikut :
Boring lectures – ceramah yang membosankan
Pour and snore – menyuapi dan siswa tertidur
Closed system – sistem tertutup
Competition between learners – kompetisi diantara siswa
Joylessness – tidak menyenangkan
University – seragam
Dogmatic – dogmatik
Passive learners – siswa pasif
Reptilian brain approach – menakut-nakuti atau mengancam
C. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Accelerated Learning
Accelerated Learning merupakan sebuah pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran di sekolah. Implementasi Accelerated Learning menurut Penulis buku ini didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu :
Keterlibatan total individu akan meningkatkan hasil belajar
Belajar bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam menyimpan pengetahuan tapi proses aktif menciptakan pengetahuam
Kolaborasi diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.
Belajar yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik dari pada belajar yang hanya menekankan pada aktivitas presentasi semata.
Peristiwa belajar yang menekanjkan pada belajar aktivitas jauh lebih efektif dari pada belajar yang menekankan pada aktivitas presentasi
Berdasarkan prinsip-prinsip  tersebut menurut Meier implemetasi Accelerated Learning memiliki beberapa karakteristik utama yaitu :
Flexible – luwes
Joyful – menyenangkan
Multi-pathed – multi jalur
Ends-centered – berpusat pada tujuan
Collaborative – kolaboratif
Humanistic – manusiawi
Multi-sensory – multi sensor
Nurturing – menumbuhkan
Activity-centered – berpusat pada aktivitas
Mental/emotional – menggunakan mental emosional
Result based – berdasar pada  hasil
Kita dapat membandingkan karakterisitik Accelerated Learning dengan karakteristik pembelajaran tradisional agar dapat memahami praktek Accelerated Learning dengan baik. Karakteristik pembelajaran tradisional yaitu :
Rigid – kaku
Serious -serius
Single pathed – jalur tunggal.
Means centered – berorientasi pada alat
Competitive – kompetitif
Behavioral – bersifat behavioristik
Verbal – hanya ceramah
Controlling – belajar sangat terkendali
Material centered – berpusat pada materi
Mental (cognitive) – menekankan pada mental / kognitif semata
Time based – berbasis waktu
Implentasi Accelerated Learning dalam aktivitas belajar dan pelatihan memerlukan adanya perubahan yang bersifat sistemik dan holistik. Penulis berpendapat bahwa perubahan secara mendasar perlu dilakukan karena kondisi pendidikan saat ini sudah sangat bersifat mekanistik yang disebabkan oleh  terlalu lamanya pendekatan behavioristik digunakan. Menurut Penulis pendekatan behavioristik telah meracuni proses pendidikan selama ini karena hanya merupakan pabrik yang menghasilkan robot-robot yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal tersebut dikemukakan oleh Meier sebagai berikut :
“ Our school are, in a sense, factories in which the raw products (children) are to be shaped and fashioned to meet the various demands of life…Behaviorism – the belief that all learning consists of a stimulus / response, carrot –and –stick training and that only observed behavior is worthy of study – has had a disastrous influence on 20 th century perceptions,” (hal. 38)
D. Tahap – Tahap Belajar
Maier berpendapat bahwa dalam melakukan aktivitas belajar, individu pada dasarnya melalui empat tahap penting yaitu :
Persiapan (preparation)
Presentasi (presentation)
Latihan  (practice)
Performa (performance)
Proses belajar dimulai dari adanya minat untuk mempelajari sesuatu. Untuk melakukan aktivitas belajar, individu melakukan persiapan yang relevan dengan usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas belajar. Adanya minat untuk mempelajari suatu pengetahuan atau keterampilan diikuti dengan tahap berikutnya yaitu presentasi. Dalam tahap ini individu mulai berkenalan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diminati untuk dipelajari.
Tahap selanjutnya adalah tahap latihan atau practice. Pada tahap ini individu mulai mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dipelejari dengan pengetahuan dan keterapilan yang telah dikuasai sebelumnya. Tahap akhir dari proses belajar adalah  tahap saat individu memperlihatkan performa melalui aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi yang nyata.
E. Riset Tentang Otak dan Akselerasi Belajar
Riset tentang otak mempunyai peran penting dalam konsep akselarasi belajar. Untuk dapat mengimplementasikan Accelerated Learning dengan baik, pengetahuan tentang otak dan belajar dangat perlu diperhatikan. Riset tentang peran otak dalam aktivitas belajar manusia belakangan berkembang sangat pesat melebihi yang telah dilakukan sebelumnya. Sama dengan organ tubuh manusia yang lainnya, otak memperlihatkan kinerja yang luar biasa mengagumkan. Otak telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Otak, menurut Meier, tidak pernah berhenti sedektikpun untuk mengungkap tabir pengetahuan dan kehidupan.
Hasil riset mutakhir tentang otak memperlihatkan dan belajar menunjukkan bahwa otak terdiri dari dua belahan (hemisphere) yaitu belahan otal bagian kiri (left hemisphere) dan belahan otak bagian kanan (right brain hemisphere). Belahan otak bagian kiri terkait dengan hal-hal yamg bersifat logis dan sistematis. Sedangkan belahan otak bagian kanan lebih banyak berhubungan dengan aktivitas yang bersifat kreatif.
Selama ini aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak menekankan pada penggunaan belahan otak kiri yang membuat individu berfikir logis dan sistematis berdasarkan aturan-aturan yang telah baku. Belahan otak kanan yang merupakan otak kreatif tidak dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan sesuatu yang bersifat innovatif.
Riset lain tentang peran otak dalam aktivitas belajar menhasilkan sebuah teori baru yaitu “triune theory”. Menurut teori ini Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
The neocortex
The Neocortex merupakan bagian yang berisi 80 – 85 % massa otak manusia. Bagian ini merupakan esensi dari fungsi aktivitas mental tinggi (analisis, kreativitas). Bagian ini yang membuat manusia unik dibandingkan mahluk lain dimula bumi.
The lymbic system
The lymbic system adalah pusat emosi manusia. Bagian otak ini disebut  sebagai bagian sosioemosional. The lymbic system juga memiliki bagian esensial yang berperan dalam  memori jangka panjang (long term memory) manusia.
The brain stem
The brain stem dikenal juga dengan sebutan otak reptil atau the reptilian brain berperan dalam mengendalikan fungsi tubuh yang bersifat otomatis seperti detak jantung, pernafasan dan pencernaan. Bagai berkaitan juga dengan sifat instinktif manusia. Otak ini akan bekerja jka manusia mendapat ancaman. Bagian otak ini akan melindungi manusia agar tetap hidup (survive).
Manusia  harus dapat menyeimbangkan peran semua bagian otak. Dalam belajar bagian neocortexharus selalu dominan karena merupakan bagian otak yang terkait dengan  fungsi berfikir tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan kreativitas.
Triune theory mengemukakan bahwa  “A Sense of Joy” yaitu belajar harus dalam kondisi yang menyenangkan.
Menurut triune theory proses belajar akan menjadi lebih cepat dan mendalam apabila seluruh otak terlibat didalamnya. Manakala perasaan seseorang sedang dalam kondisi positif, maka dia akan berada dalam keadaan relaks. Dia akan menggunakan neocortex – otak untuk belajar. Sebaliknya, manakala seseorang berada dalam situasi negatif, individu akan menggunakan otak reptil – untuk “survive” maka proses belajar akan melambat dan bahkan berhenti.
F. Manfaat Implementasi Accelerated Learning
Menurut penulis implementasi Accelerated Learning memberikan keuntungan (benefits) dalam hal:
Ignite your creative imagination – menciptakan imajinasi kreatif siswa
Get learner totally involved – membuat siswa terlibat total
Create healthier learning environments – menciptakan lingkungan belajar yang sehat
Speed and enhance learning – mempercepat dan memperkaya belajar
Improve retention and job performance – meningkatkan daya ingat dan performa
Speed the design process – memepercepat proses rancangan belajar
Build effective learning communities – membangun masyarakat belajar yang efektif
Greatly improve technology-driven learning – meningkatkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran
Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah sebagai               berikut :
Get learners out of a passive or resistant mental state – Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.
Remove learning barriers – Menghapus hambatan-hambatan dalam belajar.
Arouse learners’ interest and curiosity – Meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa
Give learner positive learning about, and a meaningful relationship with, the subject matter – Membuat siswa berfikir prositif tentang materi pelajaran
Create active learners who inspired to think, learn, create, and grow – Ciptakan siswa yang akti yang dapat berfikir dan mencipta
Get people out of isolation and into a learning community – Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat masyarakat disekitar
G. Penutup
Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah  perlu mempertimbangkan teori pembelajaran akselerasi yang dapat membuat proses belajar tidak lagi merupakan suatu yang menakutkan.
Faktor lain yang menjadi syarat untuk mewujudkan perilaku yang kreatif adalah perasaan bebas. Orang yang berfikir bebas pada umumnya akan mampu menemukan kemungkinan – kemungkinan yang dapat digunakan sebagai alternatif -alternatif untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan suatu masalah.