PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
( PENGAJARAN TERBALIK ) TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI AP DI SMK
SRI LANGKAT TANJUNG PURA
TAHUN AJARAN
2011 / 2012
I R D
A S U R I A N I
ABSTRAK
Masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran reciprocal teaching (pembelajaran
terbalik) dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran kewirausahaan
kelas XI AP SMK Sri Langkat Tanjung Pura tahun pembelajaran
2011/2012”.Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yaitu kelas XI-A sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI-B sebagai kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa berbentuk tes pilihan berganda sebanyak 20 item soal.Hasil analisis data
menunjukkan bahwa nilai rata-rata postest siswa kelas eksperimen = 65,625
dengan S = 8,33, dan nilai rata-rata postest siswa kelas kontrol = 59,875
dengan S = 8,50, hipotesis dalam penelitian diuji dengan uji t, thitung
sebesar 3,111 sedangkan ttabel sebesar 1,667 pada taraf α = 0,05 dan
interval kepercayaan 95% dengan dk = 39. Dengan demikian thitung
> ttabel yaitu 3,111 > 1,667 berarti hipotesis alternatif atau
Ha diterima atau Ho ditolak.Dengan demikian disimpulkan berdasarkan hasil
perhitungan di atas bahwa ada perbedaan hasil belajar yang positif dan
signifikan dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran terbalik dan
pembelajaran langsung pada mata pelajaran ekonomi kelas XI AP SMK Sri Langkat
Tanjung Pura tahun pembelajaran 2011/2012.
Kata Kunci : Model
Pembelajaran Reciprocal Teaching (Pembelajaran
Terbalik) dan Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT
The
problem of this study is whether the
difference between study results that using reciprocal teaching and direct instruction
in the eyes of economic studies class XIAP SMK Sri Langkat in 2011/2012 school year. The aim of this
study is to know the difference of students results that using reciprocal
teaching and direct instruction.The results of the data analysis shown that the
average of postest score in experiment class was 65,625 with S = 8,33. And the
average of postest score in controll class was 59,875 with S = 8,50. The
hypotesis test using t-test, taccount was 3,111 and ttable
was 1,667 at α = 0,05 and credible interval in 95% and dk = 39. It means taccount
> ttable since 3,111 > 1,667 and Ha is accepted or Ho is
denied.Thus, this study can be calculated that there is the positive and
significant difference of students results that using reciprocal teaching and
direct instruction on economic class XIAP SMK
Sri Langkat Tanjung Pura in 2010/2011 school year.
Keyword : Reciprocal
Teaching, Direct Instruction and The Student Results
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai kunci pokok
untuk mencapai cita-cita suatu bangsa, karena pendidikan memegang peranan yang
sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu hendaknya dikelola dengan baik kualitas maupun kuantitasnya. Untuk
dapat mewujudkan itu banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari pengadaan
tenaga pendidik sampai pada usaha peningkatan kualitas pendidikan.
Menurut Rahman (2008:453) Masalah kualitas pendidikan
merupakan salah satu masalah krusial di bidang pendidikan yang sedang dihadapi
oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain masalah-masalah
kuantitas, masalah efektivitas, masalah efisiensi, dan masalah relevansi
merupakan masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia.
Kualitas
pendidikan yang masih rendah di Indonesia menjadi sorotan tajam berbagai pihak.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan kualitas
pendidikan, mulai dari merevesi hingga mengubah kurikulum, pengadaan buku,
sarana pendidikan, manajemen pendidikan di sekolah, menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, karena guru merupakan
unsur yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan proses belajar mengajar
(PBM) yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dari
pengamalan peneliti selama melaksanakan
program pengalaman lapangan (PPL) di SMK SRI Langkat Tanjung
Pura,
model pembelajaran dalam Kewirausahaan yang seringkali diterapkan adalah model
pembelajaran konvensional yang bentuk pembelajarannya bersifat satu arah.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang terpusat dari guru dimana
guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih banyak
memberikan informasi-informasi sedangkan siswa kurang diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi pengetahuannya. Pengalaman siswa terbatas hanya sekedar
mendengarkan dan masih rendahnya pengembangan proses berfikir siswa. Sehingga
siswa kurang aktif dalam berfikir, memberikan ide-ide, kurang percaya diri
dalam kegiatan proses belajar mengajar (PBM).
Sistem
pembelajaran yang demikian dapat menimbulkan rasa jenuh bagi peserta didik
bahkan dapat menimbulkan rasa tidak suka terhadap pelajaran tersebut sehingga
tidak maksimal menyerap materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini
dapat terlihat dari rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata diklat mail
handling yang hanya mencapai nilai rata-rata 60,00 sedangkan nilai ketuntasan
yang harus dicapai siswa minimal 70,00 berdasarkan Standart Ketuntasan Nilai
(SKN) yang telah ditetapkan.
Berdasarkan
masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dikembangkan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan berbagai strategi pemahaman mandiri, seperti menemukan masalah untuk
dirinya, saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-temannya, berusaha
berfikir sendiri dan mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu guru menujuuk siswa
tampil di depan kelas. Dalam konteks tukar menukar pengetahuan, mengajukan dan
menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa, antar siswa
dengan guru mampu memprediksikan persoalan selanjutnya, merupakan strategi
pokok dalam model pembelajaran Reciprocal
Teaching (pengajaran terbalik).
Sriyanti dan Marlina (2005:118) pembelajaran terbalik
memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar
mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
terbalik didasari pengalaman belajar siswa dalam memahami bacaan dengan lebih
menyenangkan, sehingga dapat mendukung aktivitas belajar siswa di kelas seperti
terjadinya dialog antar siswa.
Model
pembelajaran Reciprocal Teaching
(pengajaran terbalik), mempunyai keunggulan tersendiri yaitu lebih mengutamakan
peran aktif siswa, siswa mampu memahami dengan berfikir kreatif terhadap
tantangan yang dihadapkan untuk berikutnya, siswa yang lebih pintar membantu
siswa yang kurang pintar sehingga terjadi interaktif antar sesama siswa, hal
ini akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (pengajaran
terbalik) diharapkan siswa tidak hanya sebagai pendengar tetapi siswa juga
dapat terlibat secara aktif pada saat proses belajar mengajar.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di SMK Sri Langkat Tanjung Pura yang terletak
dijalan Madrasah No.7 kel.Pekan Tanjung Pura Kec.Tanjung Pura Kab.langkat
dilaksanakan penelitian pada semester ganjil tahun pembelajaran 2011/2012.Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang akan diteliti. Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI AP SMK Sri Langkat
Tanjung Pura Tahun Ajaran 2011/2012, yaitu sebanyak 120 orang yang terdiri dari
3 kelas.Sampel adalah sebagian atau keseluruhan secara random sampling. Pada
penelitian ini kelas XI-A yang berjumlah
40 siswa ditetapkan menjadi kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
terbalik (kelas eksperimen) dan kelas XI-B yang berjumlah 40 siswa ditetapkan
menjadi kelompok yang mendapatkan model pembelajaran konvensional (kelas
kontrol).
Metode
Dalam penelitian ini subjek dibagi atas dua kelompok,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana kedua kelas ini mendapat
perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan model
pembelajaran terbalik sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diberi model
pembelajaran konvensional. Kedua kelompok diberi materi yang sama sesuai dengan
tahapan-tahapan kegiatannya. Sebelum memulai perlakuan kedua kelas tersebut
diberi test awal dengan 20 butir soal yang sama dan setelah melakukan perlakuan
kedua kelas diberi lagi test akhir pada masing-masing kelas. Seperti dalam
tabel berikut: desain penelitian
no Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
1. Kelas Eksperimen T1 X1 T2
2. Kelas Kontrol T1 X2 T2
Dimana:
X1 = Model Pembelajaran terbalik
X2 = Model Pembelajaran langsung
T1 = Tes Awal
(pre test)
T2 = Tes Akhir
(post test)
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum penelitian ini dilaksanakan,
peneliti telah terlebih dahulu mengujicobakan tes pada kelas lain untuk melihat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda tes.
Setelah
tes diujicobakan kepada 40 orang siswa diperoleh 20 soal dinyatakan valid,
keseluruhan soal dinyatakan reliabel. Berdasarkan tingkat kesukaran soal
diperoleh 1 soal kategori mudah dan 19 soal kategori sedang. Berdasarkan daya
beda pembeda tes diperoleh 8 soal kategori cukup, 9 soal kategori baik, 1 soal
kategori sangat baik, dan 2 soal kategori jelek.
Berdasarkan
data hasil penelitian dengan jumlah sampel 80 orang siswa yang terdiri dari 2
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberi perlakuan yang
berbeda, kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching (pembelajaran
terbalik) dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
Pada
awal penelitian ini diberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 39,375 dan untuk
kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 38. Dari hasil pretest terlihat bahwa
hasil belajar siswa sebelum diterapkan pengajaran dengan model pembelajaran reciprocal teaching (pembelajaran
terbalik) dan model pembelajaran konvensional tergolong rendah dan homogen.
Berdasarkan
hasil penelitian uji homogenitas data pretest tidak terdapat perbedaan kedua
varians atau kedua sampel homogen dimana Fhitung = 1,079 < Ftabel 1,705 sedangkan untuk data
postest diperoleh Fhitung = 1,041 < Ftabel 1,705 yang
berarti data postest memiliki varians yang homogen juga. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pretest dan data postest memiliki varians yang homogen.
Dari
hasil analisis data pretest diperoleh nilai Lo = 0,1304 untuk kelas eksperimen
dan Lo = 0,1264 untuk kelas kontrol. Sedangkan untuk data postest diperoleh Lo
= 0,1279 untuk kelas eksperimen dan Lo = 0,1210 untuk kelas kontrol. Dimana
nilai-nilai Lo tersebut diatas lebih kecil dari nilai Ltabel yaitu
0,1401 sehingga disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Indikator yang pertama keputusan
dengan No. Item soal tes 1,2,3,4,5 dan 6 diperoleh nilai rata-rata jawaban
sebesar 2,43 dikategorikan tinggi karena berada pada skala nilai 2,36 – 3,03.
Indikator yang kedua tingkat
pengambilan keputusan dilihat dengan
No. Item soal tes 7 yaitu nilai rata-rata jawaban siswa sebesar 2,30
dikategorikan cukup karena berada pada skala nilai 1,68 – 2,35. Indikator
ketiga proses
pengambilan keputusan dengan No.Item
soal 8,9,10,11,12, dan 13 yaitu dengan
nilai rata – rata jawaban siswa sebesar 2,54 Dikategorikan tinggi karena berada
pada skala 2,36 – 3,03. Indikator keempat aspek pengambilan keputusan dengan No.Item soal tes 14,15,16,17,dan 18 yaitu
nilai rata – rata jawaban siswa 2,31 dikategorikan cuku karena berada pada
skala nilai 1,68 – 2,35. Indicator kelima yaitu sistem kepuasan dalam
pengambilan keputusan dengan No.Item
19 dan 20 yaitu nilai rata – rata jawaban siswa sebesar 2,25 dikategorikan
cukup karena berada pada skala nilai 1,68 – 2,35.
Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan hasil belajar siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran reciprocal teaching (pembelajaran
terbalik). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pre test
siswa sebesar 51,25 dengan standar deviasi sebesar 8,9.
Dari hasil
pemberian postest pada kedua kelas diperoleh nilai rata-rata postest kelas
eksperimen adalah 65,625 dan nilai rata-rata kelas postest kelas kontrol adalah
59,875.
Dari
hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching (pembelajaran
terbalik) dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran
kewirausahaan. Serta adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan
pembelajaran dengan model pembelajaran reciprocal
teaching (pemebelajaran terbalik), karena model pembelajaran reciprocal teaching (pemebelajaran
terbalik) merupakan suatu model
pembelajaran yang mewujudkan pembelajaran yang efektif dengan kegiatan belajar
mandiri siswa. Dan pembelajaran reciprocal
teaching (pemebelajaran terbalik) merupakan salah satu model pembelajaran
yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan
belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak
lain serta dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar mandiri.
Hal ini ditunjukkan dari hasil uji hipotesis pada taraf signifikan 95% dan
derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2, dimana nilai thitung dengan menggunakan data postest maka
diketahui bahwa thitung > ttabel.
Selanjutnya
berdasarkan hasil perhitungan uji t ataupun uji beda thitung = 3,111
> ttabel = 1,667 (hasil interpolasi) pada taraf kepercayaan 95%
atau α = 0,05. Kriteria pengujian menentukan bahwa bila thitung >
ttabel. Dengan demikian hasil perhitungan uji t mendukung bahwa
hipotesis yang dirumuskan dapat diterima kebenarannya. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar kewirausahaan siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran reciprocal teaching (pemebelajaran
terbalik) lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran
konvensional di kelas XI AP SMK Sri
Langkat Tanjung Pura Tahun Pelajaran 2011/2012.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
tujuan penelitian dan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka pada bab ini
peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu:
1.
Nilai
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
reciprocal teaching (pemebelajaran
terbalik) adalah 65,625.
Sedangkan nilai
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional adalah 59,875.
2.
Berdasarkan
hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 3,111 > 1,667. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima. Ada pengaruh yang signifikan antara
model pembelajaran reciprocal
teaching (pemebelajaran terbalik) terhadap hasil belajar kewirausahaan
siswa di kelas XI AP SMK Sri langkat Tanjung pura Tahun pelajaran 2011/2012
3.
Hasil
belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran reciprocal teaching (pemebelajaran terbalik) lebih baik dari pada
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI AP SMK Sri Langkat
Tanjung Pura Tahun Pelajaran 2011/2012.
4.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching (pemebelajaran
terbalik) lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional.
|
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1.
Diharapkan
kepada guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching (pembelajaran terbalik) untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran di kelas sebagai variasi guru mengajar
terutama untuk materi yang bersifat teori atau berupa wacana.
2.
Guru
hendaknya merancang skenario pembelajaran yang tepat, agar proses pembelajaran
berlangsung efektif, efesien, dan berhasil
3.
Yayasan
maupum kepala sekolah hendaknya lebih mendorong guru lebih inovatif dalam
meningkatkan dan menggunakan sebagai penggunaaan variasi model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar sebagai sarana untuk menunjang pelajaran.
4.
Perlu
diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara meningkatkan hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching (pemebelajaran terbalik) sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara memodifikasi desain atau rancangan
penelitian sehingga diperoleh perubahan-perubahan yang positif dan signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Abdurrahman,
Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Allen,S.2003. An analitytic
comparison of three models of reading strategynistrution . IRAL: international Review of Appalied
Linguistitics in Language Teaching. 41 (4),
319-339. The University of Georgia, America.http://projects.coe.uga.Edu/eplttindex.phptitle.reciprocal teaching, diakses pada tanggal 06
september 2011
Aunurrahman.
2009. Belajar Mengajar. Bandung :
Alfabeta
Barthos,
Basir. 2003. Manajemen Kearsipan, Jakarta
: Kencana
(Diakses Tanggal
22 September 2011)
Debdiknas.
2008. Pembelajaran Konvensional. http://ioptes.wordpress.com.
(Diakses tanggal
10 April 2011)
Dimyati
dan Mujiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2006. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Dyah C.S. Indrawaty dan Ratna Andry
Astuty. 2008. Pndidikan bagi anak berkesulitan
belajar. Semarang
: Tiga Serangkai
Geer, R. Douglas. 2003. Designing Tealhing Strategies.
California Academic Press
Gulo,
W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
: Grasindo
Purwanto. 2007. Pengaruh Konsekuensi Perilaku dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun ke-13, November
2007, Hal 1027. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional
Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran Innovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar